.

28.6.10

REKENING PETINGGI POLRI

MAJALAH Tempo edisi terbaru bertajuk "Rekening Gendut Perwira Polisi" yang terbit Senin (28/06) mendadak ludes di pasaran. Majalah bergambar kartun polisi itu diborong oleh pria-pria berbaju safari. Tempo menulis laporan utama tentang rekening mencurigakan para perwira polisi dengan angle utama wawancara dengan Kabareskrim Komjen Ito Sumardi.

Windalaksana, Kepala Divisi Sirkulasi, Distribusi dan Pemasaran Tempo mengatakan setelah melakukan pengecekan ke agen, Tempo memutuskan akan melakukan cetak ulang. "Rencananya akan edar besok (hari ini 29/06) untuk memenuhi kebutuhan pelanggan," kata Winda di Jakarta.

Dari pantauan Jawa Pos (JPNN Grup) di beberapa sentra penjualan majalah di Jakarta, Tempo sulit didapat. Gerai majalah di dekat kampus Bina Nusantara, Rawabelong, Jakarta Barat yang biasanya mempunyai stok majalah hingga puluhan eksemplar habis dibeli sejak pagi. "Dibeli oleh bapak-bapak pakai mobil patroli polisi sekitar jam 8 pagi. Semuanya. - kataYuliawan, penjaga gerai itu Senin (28/6).

Kantor Biro Jawa Pos Jakarta yang biasanya disetori rutin oleh agen juga tak dikirim. Menurut agen itu, tidak ada stok untuk diantarkan. "Tapi, nanti kalau ada lagi pasti diantar," kata Wahyu petugas agen majalah itu saat dihubungi sekretariat redaksi kemarin.

Agen majalah lain di Jakarta Pusat juga kehabisan. Pengamatan di kawasan Sentra Bursa Media, jalan Budi Utomo Jakarta Pusat terdapat tiga lapak agen dan semuanya ludes. Menurut pedagang yang mangkal disana, tiap lapak agen minimal mengambil 250 eksemplar majalah Tempo tiap terbit. "Semuanya diborong. Ya berarti ada kali sekitar 750 yang diborong. Orangnya pakai baju safari, rambutnya pendek," kata Gunawan salah satu penjaga lapak.

Menurut penuturan pedagang lainnya, siang tadi juga sempat datang seorang polisi berseragam lengkap yang hendak membeli majalah serupa. Selain berseragam lengkap, polisi tersebut datang dengan menggunakan sebuah mobil sedan polisi. "Tapi dia juga sudah kehabisan," katanya.

Secara terpisah, beberapa kolega polisi yang dikontak Jawa Pos memang mengaku penasaran. "Saya tidak kebagian," kata seorang perwira menengah kemarin. Menurut dia, sejak pagi sudah ada sms soal majalah Tempo. "Tapi bukan perintah untuk membeli, hanya sms soal isi majalah yang menarik dari kawan satu angkatan," katanya.

Sebagai seorang pamen, sumber itu mengaku sangat penasaran. "Mungkin saja yang penasaran banyak jadi semua memborong," katanya.

Secara terpisah, Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Zainuri Lubis mengaku belum ada laporan terkait hilangnya majalah Tempo di pasaran. "Saya belum tahu soal itu," kata jendral bintang satu itu.

Anggota Komisi Hukum DPR Nasir Djamil tak yakin polisi digerakkan secara sistematis untuk membeli Tempo. "Justru sebaliknya, ini bisa saja langkah kontra intelijen agar masalah ini jadi ramai dan besar. Agar Polri tercoreng mukanya menjelang ulang tahun," kata Nasir.

Polri kata politisi PKS itu harus segera menjawab isu rekening itu dengan memberi klarifikasi lengkap. "Tidak perlu pakai cara orde baru. Kapolri bicara saja secara terbuka dan umumkan bahwa kecurigaan itu tidak benar. Atau kalau benar, umumkan siapa yang salah," katanya.

Nasir menilai UU Kepolisian belum jelas mengatur tentang "bisnis" sampingan para perwira polisi. "Kalau yang berdagang anaknya apa melanggar undang-undang - Kalau dia dapat hibah atau warisan apa juga melanggar - " katanya.(rdl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

...